Yogyakarta – Gusti Rian Saputra, S.H., M.H., resmi ditetapkan sebagai Wisudawan Terbaik dan Tercepat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Wisuda Periode II Tahun Akademik 2024/2025 berdasarkan Surat Keputusan Rektor tertanggal 7 Januari 2025. Lulus dari Program Magister Hukum di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan IPK sempurna 4.00 (summa cum laude), kader Pelajar Islam Indonesia (PII) ini menunjukkan bahwa kepemimpinan intelektual harus beriringan dengan dedikasi dan kerja keras.Lebih dari sekadar mahasiswa berprestasi, Gusti Rian dikenal sebagai peneliti muda yang produktif serta aktivis yang aktif dalam berbagai organisasi dan forum akademik nasional maupun internasional.Sebagai kader aktif sekaligus Pengurus PB PII 2023-2025 yang telah menempuh berbagai jenjang kepemimpinan, dari Leadership Basic Training di Bengkulu, Leadership Intermediate Training di Gunungkidul, hingga Leadership Advance Training di Banten, Gusti Rian telah lama membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin muda yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkomitmen dalam pengembangan sumber daya manusia di kalangan pelajar dan mahasiswa.Menurut Gusti Rian, langkah awal dalam menuntut ilmu adalah menanamkan niat yang lurus dan mendapatkan restu dari orang tua. “Dalam tradisi keilmuan Islam, jihad akademik bukan sekadar memperoleh gelar, tetapi juga menginternalisasi ilmu sebagai bagian dari ibadah. Restu dan doa dari orang tua menjadi faktor kunci dalam memperlancar segala urusan akademik,” ujarnya.Gusti Rian mengutip pernyataan Benjamin Franklin, “If you fail to plan, you are planning to fail.” Ia menerapkan prinsip ini dengan membuat master plan studi yang mencakup persiapan sebelum, saat, dan setelah perkuliahan. Pendekatan sistematis inilah yang membantunya menyelesaikan studi dalam 1 tahun 7 bulan 18 hari, menjadikannya salah satu lulusan terbaik dan tercepat dengan prestasi akademik gemilang.Sebagai seorang kader dan aktif dalam berbagai forum akademik, Gusti Rian menekankan pentingnya membangun budaya literasi. “Membaca adalah kebutuhan, menulis adalah proses mengasah pemahaman, dan diskusi adalah ruang dialektika yang memperkaya pemikiran,” jelasnya. Dengan kebiasaan ini, ia sukses mempublikasikan berbagai jurnal nasional dan internasional, serta menjadi pembicara di berbagai konferensi internasional.Selain meraih predikat mahasiswa berprestasi, Gusti Rian juga aktif dalam penelitian dan penulisan akademik. Ia menjadi penerima Beasiswa Penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2023 serta kerap diundang sebagai pembicara dalam berbagai konferensi internasional. Produktivitas akademiknya tercermin dari partisipasinya dalam berbagai forum ilmiah bergengsi, di mana ia mempresentasikan hasil risetnya di berbagai kesempatan.Salah satu kontribusinya terlihat dalam BRIN-LDE ACADEMY 2023, di mana ia membawakan paper berjudul Eco-Friendly Government System Oriented to the Zero Waste Concept Towards Golden Indonesia 2045, yang membahas konsep pemerintahan ramah lingkungan berbasis nol limbah sebagai upaya menuju Indonesia Emas 2045. Dalam The 1st SAIZU International Conference on Islamic Philanthropy 2023, ia mengkaji investasi saham dalam perspektif klasik dan kontemporer ulama melalui paper Stock Investment According to Classic and Contemporary Ulama Views: Comparative Law Studies. Sementara itu, dalam The 3rd International Conference on Islamic Family Law 2023, ia mengeksplorasi isu hukum keluarga kontemporer melalui penelitian bertajuk Human Marriage With Artificial Intelligence Robots: An Interdisciplinary Perspective.Selain itu, ia juga menerbitkan sejumlah jurnal ilmiah nasional dan internasional, serta menulis buku “Dinamika Kebangsaan: Wajah Baru Pendidikan, Hukum, dan Politik di Indonesia” (2022) yang menjadi rujukan di berbagai diskusi akademik.Tak hanya unggul dalam akademik, Gusti Rian juga aktif dalam riset dan advokasi hukum. Ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesian Leadership Center (ILC) dan Direktur Narakarya Publisher. Di bidang penelitian, ia menjadi tim peneliti di Institute for the Study of Law and Sharia (ISLaMS) dan kerap menjadi narasumber dalam berbagai diskusi kemahasiswaan.Keberhasilannya meraih predikat terbaik tidak terlepas dari peran para pembimbingnya di Fakultas Syariah dan Hukum. Ia secara khusus menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Dr. Euis Nurlaelawati, yang membimbingnya secara teliti, kritis, dan komprehensif. “Berkat arahan beliau, saya bisa menulis tesis dengan serius dan menghadapi ujian sidang dengan baik, sehingga memperoleh kesan positif dari para penguji,” katanya.Sebagai seorang pemuda yang lahir dari keluarga sederhana di Bengkulu dan kini menjadi akademisi serta praktisi hukum, Gusti Rian membuktikan bahwa kader PII dapat bersaing di level akademik dan profesional. “Kesuksesan bukan hanya tentang kecerdasan, tetapi tentang komitmen, strategi, dan disiplin dalam belajar,” pesannya.Dengan segala pencapaian dan dedikasinya, Gusti Rian menjadi bukti bahwa kader PB PII bukan hanya aktivis, tetapi juga intelektual yang siap membawa perubahan bagi umat dan bangsa.
